Pada hari itu minggu sekitar tahun 1980 saya masih kelas 3 SD, kira kira masih berumur 9 tahun. Pagi-pagi saya bangun untuk sholat subuh. Dari kamar tidur buka pintu rumah keluar halaman belakang trus cuci muka, maklum kamar mandi masih di luar halaman belakang rumah. Kamar mandi kami kecil mungil tidak ada jendela dan masih terbuat dari papan kayu. Walaupun demikian saya bersama adik adik selalu merawat dan mengisi air didalamnya. Diluar kamar mandi terdapat sebuah padasan (kata orang jawa), yaitu sebuah tempat air dari tembikar/tanah liat yang digunakan untuk berwudhu. Disampingnya lagi ada sebuah sumur yang pengambil airnya terbuat dari karet (orang jawa bilang dengan kerekan). Kami timba air sumur sambil bersiul siul, rasanya gembira sekali, karena akan pergi main bersama kawan karib. 30 kali timbaan air padasan dan bak mandi penuh, saya ambil air wudhu dan segera sholat subuh. Didalam rumah ibu dan bapak sudah persiapan, mereka menyiapkan memasak air dan menanak nasi. Mereka semua sudah sholat, Bapak segera membereskan halaman rumah depan dan belakang seperti biasanya.Saya bangunkan adik-adik untuk segera sholat subuh. Hari ini adalah hari minggu kataku. Mereka dengan tergesa-gesa segera bangun dan beraktifitas di hari minggu. Biasanya adikku kegiatan hari minggu pagi adalah jalan-jalan bersama teman-2nya. Selesai sholat subuh saya mandi cepet-2 dan segera sarapan pagi. Ibuku yang melihat ketergesaanku curiga. Lho Hid kok buru-2 banget memangnya mau kemana? ku jawab sekenanya, ... mau mainnnn. Sambil berlari kubawa sepeda kecilku, sampai lupa nggak bawa bekal. Sebenarnya kami mau main ke pantai parangtritis. Sebuah pantai yang cukup terkenal di Jogjakarta, dimana jaraknya sekitar 30km. Kami janjian dengan 2 orang sahabat karib saya, Otto dan Agung. Jam 6 pagi mereka sudah menunggu dihalaman sekolah SD pujokusuman 2, sebuah SD yang halamannya luas, bisa untuk bermain bola bagi orang dewasa. SD Kami memang di kompleks sekolah. Ada 4 SD disana masing-masing 1 kelas (SD 1, SD2, SD3, dan SD IKIP), juga terdapat SMP IKIP masing-2 dua kelas. Jadi bisa dibayangkan luasnya area di halaman sekolah kami. Mereka berdua Otto dan Agung sudah menunggu saya dengan sepedanya. Ternyata sepeda Agung rusak, sehingga hanya sepeda Otto yang terbawa. Mereka berdua berboncengan dengan sepeda mininya. Tapi boncengannya tidak ada, sehingga yang dibelakang harus berdiri menginjak besi as roda belakang. Otto dan Agung memang teman baik saya, mereka berdua menepati janji untuk main ke pantai parangtritis bertiga. Tapi rekans mereka ternyata tidak bawa bekal apa-apa. Saya heran kok nggak bawa bekal, ... nggak papa kata Otto. OK Akhirnya kami berangkat tepat jam 06.00 pagi. Dengan sepeda kecil kami susuri jalan parangtritis. Kukayuh sepeda kecilku dengan kuat, kejar-kejaran bersama sepeda Otto. Bila Capek Otto dan Agung bergantian posisi.... terus demikian hingga kami sampai di kira-2 km 20. Otto didepan saat itu berboncengan dengan Agung. Kami berhenti tepat di pertigaan Kretek. Kretek adalan salah satu nama daerah di dekat pantai parangtritis Kab. Bantul DIY. Papan Plang Petunjuk jalan di pertigaan itu mengabarkan, lurus ke Parangtritis, Kanan ke Pantai Samas, sedangkan kami dari arah kota jogjakarta. Tiba-tiba kami berubah pikiran, Otto berteriak .... Yuk kita ke arah Pantai Samas saja Yuk. Dengan Kompak kami nggak ada yang menolak .... Akuuur. Lantas kami belok kanan menuju pantai Samas. Rekans tahukah jalan itu, dengan stil yakin kami yang belum pernah melalui daerah itu melaju dengan sepeda mini kami. 2 km Berlalu ternyata daerah tsb adalah daerah padang ilalang atau Bulak (bahasa jawa). Jalannya masih jalan makadam dan berbatuan, sehingga tidak nyaman dengan sepeda kami. Berkali-kali Otto dan Agung mengeluh kakinya sakit. Saya semangati mereka untuk terus saja jarak pantai makin dekat, setelah sampai pantai nanti bisa istirahat penuh. Dengan semangat kami kayuh lagi sepeda kami. 3 km, 4km, 5km, terus hingga +/- 10km kami melalui padang ilalang (mbulak) tersebut. Suasana panas membuat kerongkongan kami kering. Kami nggak bawa minum sama sekali. Ditengah keputusasaan Otto rekans kami (sambil memboncengkan Agung) berteriak Uli ....... Uli ...... Ulii ...... seperti suara sirine mobil ambulance. Demikian terus Otto berteriak Uli ....... Uli ...... Ulii ...... terus demikian hingga kami sampai didaerah yang teduh dengan beberapa rumah penduduk. Lantas kami mampir sebentar kesalah satu rumah penduduk dan minta minum air sumur. Kami bertiga hampiri sumur tersebut dan menimba airnya untuk diminum langsung. Gluk .... Gluk ....Gluk .....Gluk ...... kami bertiga puas minum air, hingga rasa dahaga kami hilang. Kami lanjutkan perjalanan kami lagi hingga sampai pantai samas. Ternyata pantai Samas cukup indah juga, karena kami bertiga baru kali itu melihatnya, lantas kami main air dan mandi di pinggir pantai. Ada beberapa orang pedagang jajanan dan minuman disana. Namun tak seorangpun dari kami bertiga yang membeli jajan, karena kami memang tidak membawa bekal yang cukup. Setelah puas main di Pantai kami pulang melalui jalur yang sama. Kali ini setelah melewati padang ilalang/bulak sepanjang 10 km tadi kami bertiga berteriak Uli ....... Uli ...... Ulii ...... sambil tertawa keras. Kami berteriak sekencang-kencangnya karena memang daerah itu tidak ada orang dan rumah penduduk. Puas kami berteriak hingga 10km padang ilalang terlewati dan sampailah kami di jalan aspal halus menuju kota Jogjakarta. Pelan-pelan kami kayuh sepeda kecil kami hingga sampai di Halaman Sekolah SD kembali. 40km sudah kami lalui dengan menggunakan sepeda kecil kami. Kami bertiga istirahat sejenak sambil jajan Es Degan di Warung Langganan Kami . Minum Es Degan Segar .... tersa mak Nyusss di tenggorokan. Dengan kelelahan yang sangat, kami bercerita dan berbincang bersama penjual Degan yang geleng-gelengkan kepala. Puas Istirahat dan rasa haus mulai hilang kami bertiga pulang ke rumah masing-masing. Malam harinya baru terasa pegal dan linunya tubuh. Tanpa menunggu komando sehabis Isyak saya langsung tidur pulas hingga bangun keesokan harinya. Otto, Agung bila kau ingat perjalanan ini pasti terkesan. Sampai jumpa sahabat dilain kesempatan.