Tuesday, April 22, 2008

PENGEPUL MELINJO

Mlinjo adalah buah yang sangat erat ditelinga kebanyakan orang, jarang yang belum pernah dengar buah melinjo. Apalagi anda adalah penggemar emping, tapi awas ya bagi yang sudah terindikasi asam urat segera mengurangi konsumsi ini, bisa kumat sakitnya. Suatu saat pada hari libur saya bertemu dengan 2 orang anak kecil kira-2 usia 7-8th yang menenteng sekantong plastik buah melinjo. Mlinjo yang sudah dikupas dan kelihatan warnanya coklat tua, bahkan ada yang sudah menghitam. Saya hampiri anak tersebut dan bertanya, dik mau diapakan buah melinjo itu. Kedua anak tersebut serentak menjawab, mau dibawa kepasar pak, mau dijual lumayan uangnya buat membantu orang tua. Jawaban tadi menarik sekali buat saya, sehingga saya ajak mereka berdua ngobrol banyak seputar buah melinjo. Memang adik rumahnya dimana? kata 2 orang anak kecil tadi rumahnya di kampung belakang perumahan Bukit Damai Indah, sekitar 2 km dari pasar. Memangnya adik rutin ya membawa melinjo ini, kok ingin membantu orang tua tanya saya. Iya katanya, setiap hari kami berdua selalu bangun pagi dinihari, sehabis sholat subuh kami cepat cepat keluar rumah mencari buah melinjo yang jatuh dari pohon, sebelum halaman pohon itu berada dibersihkan oleh si empunya. Ada banyak pohon melinjo disini sehingga kami dan rekan-2 kami setiap hari selalu mengambilnya. Oooo ... begitu, ternyata banyak ya temannya yang berprofesi sebagai pengepul buah melinjo di pagi hari kata hati saya. Memangnya berapa lama adik ngumpulin buah melinjo sampai sekantong pelastik begini. Ya .... kira-2 tiga mingguan, itu kalau rejeki kami duluan yang mengambilnya, soalnya kalau sudah kedahuluan rekans kami ya kami nggak dapat. Sekantong plastik bisa mendapatkan uang berapa dik? tanya saya. Mereka berdua saling pandang kemudian menjawab serentak nggak tentu Pak. Lho kenapa tanya saya lagi. Kadang para pembeli pembuat emping membelinya tergantung harga emping turun naik, kadang Rp.10.000,- kadang nggak nyampai dan kadang lebih. Jadi rata-2 adik berdua dalam 3 mingguan tadi mendapatkan uang Rp. 10.000,-. Iya jawab mereka. Lumayan kan Pak untuk membantu orang tua, paling tidak bisa untuk membeli buku sekolah. Jadi tiap hari adik bangun pagi dan sehabis sholat subuh adik berdua mencari buah melinjo. Betul Pak, walaupun begitu kami suka dan yang penting halal, bisa membantu orang tua kata mereka. Setelah dirasa cukup obrolan tadi, sambil menyalami adik berdua itu saya berikan beberapa lembar uang secukupnya. Mereka tadinya tidak mau menerima walaupun akhirnya mau juga, sambil mengucap terimakasih mereka berlalu. Rekans sekalian, sungguh saya terharu melihat hal itu. Terdapat banyak pelajaran bagi diri saya dari 2 orang anak kecil pengepul buah melinjo tersebut. Mereka berdua setiap hari pasti bangun pagi, pasti sholat subuh, pasti bekerja giat, dan pasti mempunyai rasa sayang luar biasa terhadap orang tuanya. Terimakasih adik, kalian berdua sudah memberikan pelajaran berharga buat saya. Semoga saya termasuk golongan orang yang menjaga sholat, berbakti kepada orang tua dan bertanggung jawab terhadap amanah yang dibebankan kepada saya. Terimakasih adik, semoga kelak kita berjumpa dalam kondisi yang lebih baik lagi.