Wednesday, December 21, 2011

KESEDIHAN YANG LUAR BIASA

Hidup adalah pilihan, demikian kata pepatah. Hidup adalah perbuatan demikian juga kata salah seorang tokoh negeri ini. Dan saya telah memilih serta berbuat terhadap hidup saya sesuai dengan keyakinan yang saya dapatkan. Namun ternyata kehidupan benar2 berperilaku seperti putaran roda, ada kalanya diatas dan ada kalanya dibawah. Tatkala kehidupan berada di bawah sungguh merasa sengsara, seolah olah tidak ada yang berguna. Tetapi bagi orang dengan keyakinan hidup kuat, tabah, sabar dan ikhlas adalah cara jitu untuk mensikapi kondisi kehidupan pada saat berada pada putaran roda di bawah. Apakah sahabat pernah mengalami hal demikian ? jawabannya pasti ya. Hanya saja cara mensikapinya yang berbeda beda. Semoga cara tabah dan ikhlas bisa menginspirasi para sahabat. Dalam kehidupan, interaksi sesama sangatlah dominan, sebagai makhluk sosial pasti kita akan selalu bersinggungan dengan sesama manusia. Ada sahabat baik dan akrab, ada orang jahat luar biasa dan ada orang tengah yang terkadang baik dan kadangkala jahat terhadap kita dan keluarga.


Sahabat budiman yang sempat membaca tulisan saya , ingin rasanya saya tulis kehidupan sedih saya untuk saling berbagi. Ingin rasanya saya tuangkan dalam berlembar dan berpuluh atau ratusan halaman tulisan, tetapi itu semua belum tentu bisa menghilangkan kesedihan yang luar biasa yang telah terjadi, demikian pula halnya dengan yang dialami dalam kehidupan sahabat. Sahabat yang budiman pernahkah ada seseorang yang kejam luar biasa menghadiri kehidupan sahabat, memporak porandakan kehidupan sahabat, dan apa yang telah sahabat perbuat dengan orang kejam tersebut. Apakah membentaknya, mencaci makinya, mengerdilkannya, menghukumnya, atau bahkan membunuhnya seandainya layak untuk dibunuh. Ataukah membiarkannya dan memasrahkannya kepada Alloh Tuhan Yang Maha Kuasa, dengan keadilan di kehidupan akherat kelak?


Sahabat yang budiman dengan tiga kata diatas, tabah, sabar dan ikhlas menurut saya adalah cara jitu untuk mensikapi hal2 kesedihan yang terjadi. Saya telah membuktikannya dan Insya Alloh berdampak luar biasa dalam kehidupan saya, biarlah Alloh Tuhan Yang Kuasa yang mengadilinya kelak. Jika sahabat mengalami kesedihan luar biasa seperti yang terjadi pada kehidupan saya maka jadikanlah 3 kata tersebut sebagai panglima ; tabah, sabar dan ikhlas. Insya Alloh permasalahan akan cepat selesai dan jalannya roda kehidupan akan naik kembali.


Sahabat yang budiman persoalan kehidupan itu ibarat hujan. Didahului oleh awan gelap, angin kencang, guruh dan petir yang menakutkan, namun akan diakhiri dengan turunnya air hujan yang membuat bumi yang mati kembali menjadi hidup, segar serta keluar darinya berbagai macam tumbuh tumbuhan yang bermanfaat bagi kehidupan manusia.


Salam tabah, sabar dan ikhlas

Sunday, July 24, 2011

Apakah kita PSIKOPAT ?

Dr. John Clarke, yang bertahun-tahun menjadi psikolog kriminal, mengingat hari di mana dia seketika sadar bahwa mungkin ada sejumlah psikopat di jutaan kantor di seluruh dunia.

“Saya sedang menyampaikan kuliah psikologi kejahatan dan memberikan daftar ciri psikopat. Saat selesai, seorang perempuan menghampiri dan berkata `anda baru saja menggambarkan bos saya`,” katanya kepada Kantor Berita Jerman (DPA).

Clarke menemukan bahwa psikopat tidak hanya ada di penjara, di ruang sidang pengadilan, atau pada kisah “thriller”.

Psikopat, baik laki-laki maupun perempuan, sedang berencana licik di tempat kerja - di seluruh dunia. Penelitian menyatakan bahwa satu persen populasi orang dewasa yang bekerja adalah psikopat di tempat kerjanya. Psikopat seperti itu ada di kantor besar maupun kecil, dia ada di ruang rapat dewan maupun di lantai-lantai toko.

Di sanalah, menurut Clarke, mereka bersembunyi : lewat berbohong, mencurangi, mencuri, memanipulasi, mengorbankan dan menghancurkan para rekan kerja, serta kesemuanya tanpa rasa salah maupun penyesalan.

Lebih buruk lagi, Clarke menilai, mereka yang disebut organisasional psikopat, berkembang pesat di dunia bisnis, di mana kezaliman dan nafsu mereka tidak saja mereka salah-artikan sebagai ambisi dan keterampilan memimpin, namun juga sebagai sesuatu yang dihargai melalui promosi, bonus dan kenaikan upah.

“Ambil contoh iklan lowongan kerja. Iklan itu, misalnya, menyebut `anda tahu anda adalah yang terbaik, anda mampu mempengaruhi orang, apapun akan anda lakukan untuk memenangkan organisasi`. Ini jenis pernyataan yang menarik bagi banyak orang, teristimewa lagi untuk psikopat,” katanya.

Ia menimpali, “Organisasi yang memasang iklan seperti ini, secara tidak langsung mengundang psikopat untuk melamar kerja.”

Dalam wawancara rekrutmen, psikopat tampil mempersona sebagai orang yang cocok untuk lowongan itu.

“Mereka adalah pembicara yang sangat bagus dan kadang mengarang riwayat hidupnya, sehingga pewawancara terperdaya. Mereka terlihat mempersona, cerdas dan piawai, tapi jika anda sedikit saja gali lebih dalam, anda akan tahu seperti apa mereka sebenarnya,” kata Clarke.

Psikopat tempat kerja akan melakukan apa saja untuk mendapatkan kekuasaan, status dan upah yang mereka inginkan.

“Mereka berpikir layaknya psikopat kriminal. Mereka berusaha sekeras-kerasnya demi mereka sendiri. Perbedaan keduanya adalah, psikopat kriminal menghancurkan korban secara fisik, sedangkan psikopat tempat kerja menghancurkan korbannya secara psikologis,” ujarnya.

Clarke yang bergelar doktor (PhD) di bidang psikologi dari “University of Sydney”, Australia, adalah penulis buku “The Pocket Pscyho” yang belum lama terbit. Buku itu adalah panduan singkat bagaimana melindungi diri dari psikopat organisasional.

Menurut Clarke, psikopat tempat kerja dapat diketahui dari pola perilaku dan ciri kepribadian di bawah ini:

1. Tanpa dosa. Psikopat tempat kerja tidak menyesali berapapun yang mereka jadikan korban, mereka tusuk dari belakang atau yang hasil kerjanya mereka curi.

2. Mempesona. Mereka adalah pembicara yang sangat bagus. Mereka lebih suka berhadapan empat mata dan menghindari rapat kelompok.

3. Manipulatif. Mereka membengkokkan sistem maupun aturan perusahaan untuk kepentingan sendiri. Mereka memangsa berbagai kelemahan orang, khususnya yang kurang percaya diri.

4. Parasitis. Mereka mencari penghargaan dari hasil kerja orang lain.

5. Pembohong yang patologis. Psikopat tempat kerja bukan pembohong ulung. Namun, jika mereka ketahuan, mereka dapat berdalih untuk menemukan selamat.

6. Tak menentu. Psikopat hanya punya emosi pokok (senang, sedih, marah). Pergantian antar emosi terjadi sangat cepat, semenit senang, semenit kemudian marah lalu semenit selanjutnya sedih.

Psikopat tempat kerja mencari pertemanan dengan orang yang punya kedudukan lebih tinggi agar dapat melindungi mereka. Mereka akan merongrong sekaligus berteman dengan bos dan berusaha meniti kedudukan di perusahaan.

Mereka yang diincar psikopat akan menerima akibat yang menghancurkan.

“Mereka merampas keyakinan diri maupun rasa mampu seseorang. Mereka menghilangkan rasa percaya orang terhadap orang lain. Korban menjadi dingin, sinis, getir dan hampir tak mampu bekerja,” ujarnya menegaskan.

Clarke mengatakan, ada dua senjata yang bisa dipakai untuk melindungi diri dari mereka yaitu: pendidikan dan kerjasama tim.

“Jika anda mendidik diri sendiri hingga tahu mengapa orang tersebut bertindak demikian, maka hal ini akan menghentikan siklus menyalahkan diri-sendiri dan rasa terasing dari korban,” katanya.

Ia melanjutkan, “Hal kedua ialah membangun tim dan kerjasama tim. Anda harus berbicara kepada orang lain, dan mengatakan apa yang terjadi. Jika psikopat tidak dapat mengasingkan anda, maka mereka tidak dapat menghancurkan anda.”

Dalam situasi di mana majikan tidak bertindak, maka Clarke menyarankan, korban sebaiknya pindah kerja. Mengapa? Oleh karena, korban tidak bisa mengubah seorang psikopat, dan proses rehabilitasi hanya akan memperparah mereka.

“Mereka tidak peduli. Mereka tidak berpikir dirinya adalah psikopat. Mereka tidak berpikir apa yang sedang dilakukan adalah salah. Mereka hanya berpikir dirinya pintar, dan jika semua orang secerdas mereka, semuanya pun akan melakukan hal serupa,” katanya.

Akhirnya, Clarke pun berpesan: “Saat anda merehabilitasikan mereka, berarti anda mengajarkan keterampilan sosial kepada mereka, dan menunjukkan bagaimana cara berurusan secara pantas terhadap orang lain. Mereka akan menggunakan keterampilan sosial itu untuk makin memanipulasi orang.

Semoga Bermanfaat bagi kita semua, sebagai dasar antisipasi terhadap mereka yang hanya mau mencari muka di depan BOS dengan dalih yang cukup mempesona, dan juga tanda-tanda adanya orang seperti ini dalam lingkungan kerja kita harus membuat kita lebih rajin dan loyal terhadap pekerjaan.

Diambil dari ricisan.wordpress.com


Note : Semoga kita selalu berhati hati, pertebal keyakinan dan tingkatkan iman kita masing2, semoga bermanfaat.

Friday, July 15, 2011

Menikmati Saat-Saat Kita ’Merasa’ Dijadikan Sebagai Bumper

“SIAL, gua melulu yang dijadikan bumper!” Ini adalah umpatan yang cukup sering kita dengar. Rupanya banyak juga ya orang yang ‘merasa’ dirinya dijadikan sebagai bumper bagi kepentingan pihak lain. Selama ini, saya tidak benar-benar memahami makna umpatan itu. Tetapi tadi malam, saya mendapatkan ‘penjelasan’ yang terang benderang. Saya dalam perjalanan pulang dari sebuah sesi training di Bandung ketika di kilometer 66 tol Cikampek mobil di depan saya mengerem mendadak. Dia melakukan itu karena truck raksasa didepannya mengerem mendadak. Dan saya yakin, truck itu mengerem mendadak karena kendaraan didepannya juga mengerem mendadak. Semua mobil yang kompak mengerem mendadak didepan saya itu selamat dari hantaman mobil dibelakangnya. Sayang, mobil saya ditabrak oleh mobil lain di belakang saya. Benturan keras itu menimbulkan kerusakan berat di bumper belakang mobil saya.
Sekarang, saya mulai bisa memahami apa yang dirasakan oleh mereka yang ‘merasa’ dirinya dijadikan sebagai bumper. Mereka ‘merasa’ dirinya harus menanggung resiko dan kesulitan untuk melindungi orang atau pihak lain. Boleh jadi sebenarnya saya juga pernah diposisikan seperti itu. Mungkin, Anda juga demikian. Kita semua sama-sama pernah berada pada posisi sebagai bumper itu. Bedanya, ada orang yang ‘merasa’ dan ada yang ‘tidak merasa’. Oleh sebab itu, kita perlu belajar untuk menikmatinya. Jika tidak, maka kita akan ‘merasa’ sangat tersiksa. Bagi Anda yang tertarik menemani saya belajar menikmati saat-saat menjadi bumper; saya ajak untuk memulainya dengan merenungkan 5 pemahaman Natural Intelligence berikut ini:

1. Ikhlas menerima peran yang memang seharusnya kita mainkan. Saya memandang bumper mobil itu dengan perasaan sayang. Apa yang akan dia katakan seandainya bisa bicara? Apakah dia akan mengeluhkan perannya? “Mengapa aku yang harus menanggung sakit ini, sedangkan jok kulit itu enak-enakan bertengger di ruang ber-AC!” Setelah mengerahkan seluruh daya imajinasi yang saya miliki, saya menyimpulkan bahwa sang bumper tidak mengeluh seperti itu. Bersama baut, roda, tuas transmisi, pedal gas, lampu, serta semua komponen pembentuk mobil itu dia telah memahami perannya masing-masing. Mereka faham apa yang menjadi bagian tanggungjawabnya, serta resiko yang harus dipikulnya. Maka ketika resiko itu terjadi, mereka tidak mengeluhkannya sama sekali. Pedal gas tidak pernah mengeluh sekalipun diinjak-injak. Roda tidak kesal karena harus terus berlari sepanjang perjalanan yang tanpa henti. Mesin tidak mengomel sekalipun selalu berada pada tempat yang paling panas. Dan bumper itu? Menerima dengan ikhlas ketika perannya sedang sangat dibutuhkan. Malam itu, saya mendapatkan pelajaran bahwa setiap orang memiliki peran dan fungsi masing-masing. Selama kita ikhlas menerima peran itu, maka kita akan dapat menikmatinya.

2. Setiap peran dan tindakan pasti ada perhitungannya. Pagi-pagi sekali, saya mendatangi bumper itu. Lalu mengelusnya dengan lembut, dan saya katakan;”Terimakasih, kamu telah menyelamatkan jiwa kami….” Itulah ‘reward’ terbaik yang bisa saya berikan. Tidak lebih. Karena bahkan bengkel pun tidak akan bisa mengembalikan bentuknya. Selesai sudah perjalanan hidupnya. Manusia, jauh lebih beruntung daripada benda-benda. Karena setelah ‘selesai’ menunaikan tugasnya, setiap insan akan memasuki ‘dunia baru’ dimana disana setiap peran dan tindakan yang kita mainkan diperhitungkan. Orang-orang yang telah secara ikhlas memainkan peran dan tanggunjawabnya pasti akan mendapatkan pahala yang memuaskan. Sedangkan mereka yang menggerutu atau melarikan diri dari tanggungjawabnya pasti akan ditanya;”mengapa kamu begitu?”. Dunia hanyalah sekedar persinggahan bagi kita. Disini, kita hanya sekedar berhenti sebentar untuk mengumpulkan cukup bekal. Agar di kehidupan berikutnya, kita bisa tinggal dengan nyaman dan menyenangkan.

3. Periksa apakah Anda sudah berada posisi yang seharusnya. Ikhlas, tidak sama artinya dengan selalu menerima apapun yang ditimpakan kepada kita. Ikhlas berarti bertanggungjawab penuh terhadap fungsi dan peran yang sepatutnya kita mainkan. Dan ikhlas, juga berarti menempatkan segala sesuatu pada posisi dan proporsinya masing-masing. Saya membayangkan jika bumper itu ditukar posisinya dengan stir pengendali kemudi. Atau sebaliknya. Tentu mobil itu tidak lagi bisa berfungsi. Begitu juga halnya kita. Jika fungsi dan peran kita adalah sebagai bumper, maka tidak fair jika kita iri pada fungsi orang lain yang kita pandang ‘lebih enak’. Tetapi, jika peran kita sebagai baut, namun difungsikan sebagai bumper; maka kita berhak untuk menolak. Bukan menolak karena kita tidak menyukainya, melainkan karena fungsi kita tidak akan pernah optimal jika diposisikan tidak pada tempatnya. Maka jika Anda masih ‘merasa’ sering dijadikan sebagai bumper, ada baiknya juga untuk melihat dimana sebenarnya posisi Anda. Jika memang itulah posisi Anda, maka ikhlasnya Anda berarti menerima kenyataan bahwa memang Anda adalah bumper. Jika posisi Anda bukan bumper, maka ikhlas bagi Anda adalah untuk mengingatkan ‘sang pemilik mobil’ bahwa Anda bisa berkontribusi optimal pada tempat dimana Anda seharusnya berada.

4. Memasang penyerap guncangan bagi jiwa kita. Makna harafiah dari kata ‘bumper’ adalah ‘shock absorber’. Merenungkan makna ini saya menjadi ingat tentang betapa banyaknya hal yang bisa membuat jiwa kita shock. Kabar yang tidak kita inginkan, perlakukan yang mengecewakan, kehilangan sesuatu yang kita sayangi; adalah beberapa contoh peristiwa yang bisa mengguncangkan jiwa kita. Ada orang yang sedemikian terguncangnya hingga kehilangan akal sehat. Ada yang terus tenggelam dalam guncangan itu hingga tidak lagi memiliki semangat. Namun, ada pula orang-orang yang setelah diterpa berbagai persoalan; tetap tangguh dan tegar. Apa yang membedakannya? Mereka yang tegar itu memiliki penyerap guncangan bagi jiwanya. Mereka memasang jenis penyerap guncangan yang paling bisa diandalkan. Tahukah Anda apakah gerangan itu? Brand terbaik untuk bumper depan adalah ‘sabar’. Sedangkan bumper belakang yang paling handal adalah ‘tawakal’. Hanya dengan dua jenis ‘shock absorber itulah kita bisa menjaga agar jiwa kita tetap terlindung dari pengaruh buruk yang menyesakkan.

5. Kita dilindungi oleh bumper yang tangguh dan tidak pernah lengah. Fungsi utama sebuah bumper adalah untuk melindungi mobil dari kerusakan dan resiko yang membahayakan. Maka sebuah bumper harus sanggup melindunginya sepanjang waktu tanpa sedetikpun lengah. Sayangnya, bumper mobil itu memiliki kelemahan, yaitu; kekuatannya yang terbatas. Selain dia sendiri bisa hancur, mungkin ada bagian body mobil lainnya yang tidak terlindung. Kita semua sungguh sangat beruntung karena memiliki pelindung yang selain sangat kuat, juga tidak pernah sedetikpun berhenti menjaga kita. Masih ingatkah Anda siapa pelindung kita itu? Dia adalah Dzat yang tidak pernah tidur. Dia adalah sang pemilik segala kekuatan. Dan Dia, adalah sang pemilik hidup dan mati setiap mahluk. Mobil kesayangan Anda, mungkin menggunakan bumper tambahan yang selain berfungsi sebagai penguat, juga menjadi asesoris penghias yang indah. Kepada diri sendiri, bersediakah kita untuk menjadikan Dia yang maha pelindung sebagai penjaga dan penghias hidup kita?
Setiap detik dalam hidup kita adalah kombinasi agung dari resiko dan kesempatan. Setiap detik dalam hidup kita adalah kesempatan untuk mendapatkan kebahagiaan. Tetapi, pada detik yang sama juga tersimpan kemungkinan kesedihan, bahkan kematian. Bisakah kita memohon keselamatan dan kebahagiaan selain kepada Tuhan? Dengan kata lain; Adakah pelindung yang lebih baik selain Allah? Tidak. Dialah Tuhan yang hanya satu. Dan satu-satunya yang bisa menjawab doa-doa kita. Dan Dialah satu-satunya yang layak kita sembah. Dialah sebaik-baiknya pelindung; dalam setiap detak detik-detik, yang kita lalui. Yuk, kita berserah diri hanya kepadaNya saja…..

Mari Berbagi Semangat!